Kelompok mahasiswa Institut Pendidikan dan Bahasa (IPB) Invada Cirebon meraih cukup banyak prestasi di tingkat nasional. IPB Cirebon juga menoreh prestasi dengan lolos sembilan kelompok usaha. Mahasiswa yang lolos menerima program Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dari (Kemdikbud Ristek).
Hebatnya, sembilan kelompok yang lolos mengajukan sembilan proposal usaha . Dengan demikian, seluruh proposal yang diajukan, semuanya dianggap layak untuk menerima pendanaan dari Kemdikbud Ristek.
Mahasiswa yang lolos berasal dari sejumlah kategori bidang yang berbeda. Yakni, Bidang Jasa dan Perdagangan, Makanan dan Minuman, Budidaya, Industri Kreatif, Seni, Budaya dan Pariwisata serta Manufaktur dan Teknologi Terapan.
Dari bidang Jasa dan Perdagangan IPB Cirebon meloloskan Bimba, yakni kelompok usaha bimbingan belajar dan Kikagami, yakni kreasi ukuran pada cermin. Sementara dari bidang Makanan dan Minuman, kelompok usaha yang lolos adalah Rasaku Nugget dan Fudaripah, yaitu makanan up cycling dari olahan ampas tahu.
Sementara itu, dari bidang budidaya yang lolos adalah kelompok usaha Buleponik, yakni budidaya ikan lele dengan dengan Aquaponik. Kemudian dari bidang Industri Kreatif, Seni, Budaya dan Pariwisata, kelompok yang lolos adalah kelompok usaha Sandal Barepan Berkarakter dan usaha kerajinan Umkarosis, yakni usaha rotan sintesis mahasiswa dan Tabytre, yakni usaha di bidang desain pakaian anak.
Capaian ini, tentunya sangat membanggakan karena tahun 2022 lalu, IPB Cirebon juga lolos dua usaha dari dua proposal .
Ketua Kelompok Usaha Bimba, Nur Indah Septianingsih mengatakan bahwa capaian tahun lalu, telah memberikan motivasi kepada para mahasiswa untuk berwirausaha. Terlebih dengan keinginan mahasiswa yang juga ingin memberikan dampak positif kepada masyarakat di lingkungannya.
“Awalnya kita tidak menyangka, karena sembilan proposal yang diajukan, semuanya lolos, ” Ungkapnya.
Nur Indah menjelaskan, upaya untuk lolos program P2MW tidaklah mudah. Namun demikian, adanya dukungan dari dosen dan civitas akademika IPB Cirebon membuatnya optimis untuk mengikuti beragam program yang ada.
“Kami juga mendorong mahasiswa lainnya yang belum ikut, untuk ikut memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mengembangkan usahanya. Jadi banyak sekali manfaat dari mengikuti program ini, ” Ujarnya
Alma, ketua usaha Sandal Barepan Berkarakter mengaku usaha Sandal Barepan Berkarakter yang digelutinya, ide nya berasal dari potensi yang ada di desanya, yakni Desa Kebarepan yang telah dikenal sebagai sentra kerajinan sandal.
Namun demikian, ternyata banyak diantara masyarakat pengrajin sandal yang beralih profesi menjadi petani. Hal ini mendorongnya untuk berupaya memulihkan kembali potensi yang sudah ada
“Kita ingin mengembangkan lagi usaha sandal ini supaya bisa maju lagi. Termasuk dengan memanfaatkan limbahnya menjadi produk yang bernilai, ” Pungkasnya.